Selasa, 20 Mei 2014

Tinjauan Pustaka



Deteksi Dini Kebakaran Hutan

Hutan adalah suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuh-tumbuhan lebat yang berisi antara lain pohon, semak, paku-pakuan, rumput, jamur dan lain sebagainya serta menempati daerah yang cukup luas. Negara Kita Indonesia memiliki kawasan hutan yang sangat luas dan beraneka ragam jenisnya dengan tingkat kerusakan yang cukup tinggi akibat pembakaran hutan, penebangan liar, dan lain sebagainya.
Hutan memiliki banyak manfaat untuk kita semua. Hutan merupakan paru-paru dunia (planet bumi) sehingga perlu kita jaga karena jika tidak maka hanya akan membawa dampak yang buruk bagi kita di masa kini dan masa yang akan datang.
1. Manfaat/Fungsi Ekonomi
- Hasil hutan dapat dijual langsung atau diolah menjadi berbagai barang yang bernilai tinggi.
- Membuka lapangan pekerjaan bagi pembalak hutan legal.
- Menyumbang devisa negara dari hasil penjualan produk hasil hutan ke luar negeri.
2. Manfaat/Fungsi Klimatologis
- Hutan dapat mengatur iklim
- Hutan berfungsi sebagai paru-paru dunia yang menghasilkan oksigen bagi kehidupan.
3. Manfaat/Fungsi Hidrolis
- Dapat menampung air hujan di dalam tanah
- Mencegah intrusi air laut yang asin
- Menjadi pengatur tata air tanah
4. Manfaat/Fungsi Ekologis
- Mencegah erosi dan banjir
- Menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah
- sebagai wilayah untuk melestarikan kenaekaragaman hayati
Kebakaran hutan di Indonesia adalah peristiwa dimana hutan yang digologkan sebagai ekologi alamiah mengalami perubahan bentuk yang disebabkan oleh aktfitas pembakaran secara besar-besaran. Pada dasarnya, peristiwa ini memberi dampak negatif maupun positif. Namun, jika dicermati, dampak negatif kebakaran hutan jauh lebih mendominasi ketimbang dampak positifnya. Oleh sebab itu hal ini penting untuk dicegah agar dampak negatifnya tidak merugikan manusia terlalu banyak. Salah satu upaya pencegahan yang paling mendasar adalah dengan memahami penyebab terjadinya kebakaran hutan di Indonesia. Di dalam Kamus Kehutanan yang diterbitkan oleh Kementrian Kehutanan RI, disebutkan bahwa kebakaran hutan disebabkan oleh alam dan manusia. Konteks alam mencakup musim kemarau yang berkepanjanganjuga sambaran petir. Sementara faktor manusia antara lain kelalaian membuang punting rokok, membakar hutan dalam rangka pembukaan lahan, api unggun yang lupa dimatikan dan masih banyak lagi lainnya.
Kebakaran hutan di Indonesia perlu ditanggulangi secara tepat sebab peristiwa ini memiliki dampak buruk bagi kehidupan manusia. Dampak kebakaran hutan :
  1. Kebakaran hutan akan menyebarkan sejumlah emisi gas karbon ke wilayah atmosfer dan berperan dalam fenomena penipisan lapisan ozon.
  2. Dengan terbakarnya hutan, satwa liar akan kehilangan rumah tempat mereka hidup dan mencari makan. Hilangnya satwa dalam jumlah yang besar tentu akan berakibat pada ketidakseimbangan ekosistem.
  3. Hutan identik dengan pohon. Dan pepohonan identik sebagai pendaur ulang udara serta akarnya berperan dalam mengunci tanah serta menyerap air hujan. Jika pepohonan berkurang, dipastikan beberapa bencana akan datang seperti bajir atau longsor.
  4. Kebakaran hutan di Indonesia akan membuat bangsa kita kehilangan bahan baku industri yang akan berpengaruh pada perekonomian.
  5. Jumlah hutan yang terus berkurang akan membuat cuaca cenderung panas.
  6. Asap dari hutan akan membuat masyarakat terganggu dan terserang penyakit yang berhubungan dengan pernapasan.
  7. Kebakaran hutan bisa berdampak pada menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke sebuah Negara.
  8. Dll
Dikenal ada 3 macam kebakaran hutan, Jenis-jenis kebakaran hutan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
  1. Api Permukaan atau Kebakaran Permukaan yaitu kebakaran yang terjadi pada lantai hutan dan membakar seresah, kayu-kayu kering dan tanaman bawah. Sifat api permukaan cepat merambat, nyalanya besar dan panas, namun cepat padam. Dalam kenyataannya semua tipe kebakaran berasal dari api permukaan.
  2. Api Tajuk atau Kebakaran Tajuk yaitu kebakaran yang membakar seluruh tajuk tanaman pokok terutama pada jenis-jenis hutan yang daunnya mudah terbakar. Apabila tajuk hutan cukup rapat, maka api yang terjadi cepat merambat dari satu tajuk ke tajuk yang lain. Hal ini tidak terjadi apabila tajuk-tajuk pohon penyusun tidak saling bersentuhan.
  3. Api Tanah adalah api yang membakar lapisan organik yang dibawah lantai hutan. Oleh karena sedikit udara dan bahan organik ini, kebakaran yang terjadi tidak ditandai dengan adanya nyala api. Penyebaran api juga sangat lambat, bahan api tertahan dalam waktu yang lama pada suatu tempat.
Untuk pencegahan terjadinya kebakaran hutan yang akan menyebabkan banyak dampak negatif maka, diperluhkan kesadaran dari masyarakat atas pentingnya menjaga hutan selain ini dirancang alat pendeteksi kebakaran hutan dini untuk lebih meminimalisir kebakaran hutan, yang terdiri dari:
  • Sensor Asap AF30
Pada dasarnya prinsip kerja dari sensor tersebut adalah mendeteksi keberadaan gas-gas yang dianggap mewakili asap rokok, yaitu gas Hydrogen dan Ethanol. Sensor AF-30 mempunyai tingkat sensitifitas yang tinggi terhadap dua jenis gas tersebut.  Jika sensor tersebut mendeteksi keberadaan gas-gas tersebut diudara dengan tingkat konsentrasi tertentu, maka sensor akan menganggap terdapat asap rokok di udara. Ketika sensor mendeteksi keberadaan gas-gas tersbut maka resistansi elektrik sensor akan turun seperti yang telah dibahas pada artikel lalu. Dengan memanfaatkan prinsip kerja dari sensor AF-30 ini, kandungan gas-gas tersebut dapat diukur.

                                            
Gambar satu adalah grafik tingkat sensitifitas sensor AF-30 terhadap kedua gas tersebut.

Gambar 1. Grafik Hubungan antara H2 dan Asap Rokok


Dari grafik pada gambar 1 dapat dilihat bahwa dengan mengukur perbandingan antara resistansi sensor pada saat terdapat gas dan resistansi sensor pada udara bersih atau tidak mengandung gas tersebut (Rgas/Rair), dapat diketahui kadar gas tersebut. Sebagai contoh jika resistansi sensor (RS) pada saat terdapat gas Hydrogen adalah 1KΏ dan resistansi sensor (RS) pada saat udara bersih adalah 10KΏ maka:


Dari perhitungan diatas serta menurut grafik pada gambar 1, jika Rgas/Rair=0.1 maka konsentrasi gas Hydrogen pada udara adalah sekitar 100ppm.
Rangkaian detektor asap dengan IC NE555. 
berikut adalah gambar skema rangkaiannya.  


ini sangat sederhana dan mudah dibuat. Komponen utama sebagai sensor atau detektor asap menggunakan opto coupler yang diletakan dalam wadah kecil untuk menangkap asap. Rangkaian detektor asap dengan IC 555 ini mebutuhkan sumber tegangan + 9 volt hingga +12 volt DC. dan untuk optocouplernya ini jarang dijumpai ditoko elektronik karena di daerah saya tidak ada yang kaki 4 adanya dengan kaki 5, nah untuk alternatif dalam mengakali agar bisa berjalan dengan semestinya saya menggunakan IR(infrared) dan phototransistor gabungan dari kedua komponen ini juga sama dengan optocoupler, kedua komponen ini juga cukup peka terhadap rangsanga dari asap 
daftar komponennya berikut dibawah ini :
    1. R1 = 470 ohm
    2. R2 = 4,7 Kohm
    3. R3 = 1 Kohm
    4. R4 = 47 Kohm
    5. C1 = 0,04 microfrad
    6. C2 = 0,01 microfarad
    7. C3 = 100 micrF 25 volt
    8. VR1 = 1 Kohm
    9. Speaker = 8 ohm 1 watt
    10. phototransistor dan IR (infrared )
    11. ic 1 = NE555
  • Sensor Suhu
Rangkaian sensor suhu ini  sangat mirip dengan rangkaian sensor yang lain. Pada dasarnya perbedaan hanya terletak pada bagaimana kita memanfaatkan perubahan kondisi dari suatu komponen sensor menjadi sinyal listrik. Untuk beberapa contoh rangkaian sensor yang sederhana anda bisa menggunakan prinsip pembagian tegangan antara variable resistor dan komponen yang dipasang seri dengan menggunakan satu atau dua buah transistor. Tetapi untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan anda bisa menggunakan IC Op-Amp agar bisa menghitung secara mudah nilai penguatan yang diinginkan.
Pada rangkaian ini juga  tetap memanfaatkan fungsi monostable dari IC 555 sebagai penahan aktif rangkaian alarm selama waktu yang ditentukan. Jika anda tidak ingin menahan kondisi output sensor pada saat terjadinya sinyal trigger dari rangkaian sensor maka anda tidak perlu menggunakan IC 555 beserta rangkaian monostable-nya.

Gambar rangkaian sensor suhu | Skema rangkaian sensor suhu
Daftar Komponen :

1. Resistor : R1 (100 Kohm), R2 (10 Kohm), R3 (47 Kohm), R4 (1 Kohm) dan VR1 (potensio 10 Kohm)
2. Kapasitor : C1 (10 uF) dan C2 (1 uF)
3. Dioda : D1 (IN 4002)
4. Transistor : Q1 (BC 107)
5. Thermistor
6. IC 555
7. Relay 9 volt
8. Rangkaian alarm (sesuai selera)

Prinsip Kerja dan Analisa Rangkaian :

  1. R3, Thermistor dan VR1 dipasang seri supaya dapat menentukan pembagian tegangan yang sesuai yang akan diberikan ke transistor switching.
  2. Tegangan supply adalah sama dengan jumlah tegangan yang jatuh pada R3, Thermistor dan VR1. Tegangan pada VR1 paralel terhadap basis transistor, sehingga pada saat tegangan pada VR1 mencapai 0,7 volt maka transistor akan aktif dan men-trigger rangkaian monostable.
  3. Thermistor dipasang pada bagian atas dari VR1 dimaksudkan supaya pada saat suhu naik tegangan pada titik trigger (basis transistor = VR1) akan mengalami kenaikan, dikarenakan thermistor (NTC) tersebut akan mengalami penurunan nilai resistansi seiring dengan kenaikan suhu.
  4. Anda bisa saja menukar posisi thermistor dengan VR1 dengan tujuan agar rangkaian alarm akan aktif pada saat suhu mengalami penurunan.
  5. Anda bisa juga meengganti nilai R3 dan VR1 untuk mendapatkan sensitifitas yang sesuai dengan karakteristik thermistor yang anda miliki dan sesuai keinginan anda.
  • Sensor kelembaban udara
Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah menjadi titik-titik air (embun).
Embun (kelembaban terkondensasi) mempengaruhi kinerja normal perangkat elektronik yang sensitif.
Skema Rangkaian

Rangkaian Pendeteksi Kelembaban Udara
  • Sensor kelembaban tanah
Kadar air adalah sejumlah air yang terkandung di dalam suatu benda, seperti tanah (yang disebut juga kelembaban tanah), bebatuan, bahan pertanian, dan sebagainya. Kadar air digunakan secara luas dalam bidang ilmiah dan teknik dan diekspresikan dalam rasio, dari 0 (kering total) hingga nilai jenuh air di mana semua pori terisi air. Nilainya bisa secara volumetrik ataupun gravimetrik (massa), basis basah maupun basis kering.
gambar sekema rangkaian sensor kelembapan tanah
  •    Sensor Gas methane, CO, CO2, Ethanol, LPG
Sensor gas adalah sensor yang befungsi untuk mengukur senyawa gas polutan yang ada di udara,seperti karbonmonoksida, hidrokarbon, nitrooksida, dan lain-lain. Sudah semakin banyak dipasaran telah beredar pengindra ga semikonduktor. Tentunya dibedakan oleh sensitivitas sensor tersebut, semakin mahal maka sensitivitas semakin bagus. Pengindra gas tersebut bekerja dengan semakin tinggi konsentrasi gas maka resistansinya semakin rendah. Banyak sekali type sensor gas yang digunakan dan tersedia dipasaran, seperti sensor gas untuk mendeteksi gas LPG yaitu type TGS 2610 dan sensor gas untuk mendeteksi asap rokok yaitu type AF 30Sensor gas secara umum mendeteksi perubahan kimiawi yang terjadi dalam ruangan sensor tersebut, sehingga biasanya sensor seperti ini ditempatkan pada ruangan tertutup.
Terbentuk pada permukaan luar kristal. Tegangan permukaan yang terbentuk akanmenghambat laju aliran electron seperti tampak pada ilustrasi Gambar :
Ilustrasi gambar penyerapan O2
Di dalam sensor, arus elektrik mengalir melewati daerahsambungan(grain boundary)dari kristal SnO2. Pada daerah sambungan, penyerapan oksigen mencegah muatan untuk bergerak bebas. Jika konsentrasi gas menurun, proses deoksidasi akan terjadi, rapat permukaan dari muatan negative oksigen akan berkurang, dan mengakibatkan menurunnya ketinggian penghalang dari daerah sambungan, misal terdapat adanya gas CO yang terdeteksi maka persamaan kimianya dapat digambarkan seperti tampak pada persamaan berikut ini.
CO + Oad(SnO2X)→ CO2 + (SnO2X)*…………………(2
Dengan menurunnya penghalang maka resistansi sensor akan juga ikut menurun dengan demikian nilai yang diberikan sensor pun akan menurun.
Sensor gas biasanya digabungkan dengan beberapa komponen lain sebagai aktuator misalnya alarm, monitoring, relay, dan berbagai macam pengontrol lainya. Berikut beberapa contoh schematics sensor gas yang dapat dibuat dengan mudah :
  • Schematics berikut digunakan untuk membuat sensor gas yang berfungsi mendeteksi CO, CO2, Methane, Ethanol. Sensor gas ini menggunakan type TGS 202 sebagai sensor dan sebuah buzer sebagai aktuatornya.
Rangkaian sensor berikut ini menggunakan sensor type TGS 813.
Sensor gas dengan sebuah comparator dan buzzer sebagai alarm.
Sensor gas LPG dengan IC 555, pada rangkaian ini sesor gas terpisah dari rangkaian dan menggunakan jumper sebagai penghubungnya.


  • wireless sensor network
wireless sensor network adalah jaringan wireless alat yang menggunakan sensor untuk memonitor fisik atau kondisi lingkungan sekitar,seperti suhu, suara, getaran, gelombang elektromagnetik, tekanan, gerakan, dan lain-lain.

perkembangan dari wireless sensor network sebenarnya sudah dimulai dari kebutuhan dalam bidang militer seperti pemantauan pada saat perang di medan perang. tapi sekarang Wireless Sensor Network sudah digunakan dalam bidang industri dan penggunaan untuk kemudahan masyarakat sipil, melingkupi pengawasan dan pengontrolan proses dalam industri, mesin pengawasan kesehatan, pemantau kondisi lingkungan, aplikasi untuk kesehatan, otomatisasi pada rumah, dan pengaturan pada lalu lintas.

dalam penambahan pada satu atau lebih suatu sensor,masing-masing node dalam network sensor biasanya dilengkapi dengan radio tranciever atau alat komunikasi wireless lainnya, mikro-kontroler kecil,dan sumber energi, biasanya baterei. Untuk ukuran node sensor pada wireless sensor network memiliki kisaran node sensor yang bisa mencapai besar dari sebuah kotak sepatu hingga seukuran debu.

aplikasi dan penggunaan dari Wireless Sensor Network ada banyak dan bervariasi, tapi umumnya adalah untuk monitoring, tracking dan controlling. aplikasi spesifik dari wireless sensor network misalnya adalah pengontrolan reactor nuklir, pendeteksi api, dan monitoring lalu lintas.

Pengawasan suatu daerah (area monitoring) adalah suatu hal yang umum dalam aplikasi wireless sensor network. Dalam area monitoring, wireless sensor network disebarkan secara merata ke sebuah daerah untuk mengamati sebuah fenomena tertentu, seperti penggunaan wireless sensor network pada medan perang yang disebarkan secara merata untuk mendeteksi pergerakan musuh sebagai ganti dari penggunaan dari ranjau darat. Ketika sensor mendeteksi kejadian(panas, gerakan, getaran, suara, medan electromagnet, dan lain-lain) yang terjadi pada daerah yang dimonitori , aktivitas yang terjadi harus dilaporkan ke salah satu dari base stations, yang mana akan ada dilanjutkan aksi-aksi yang sudah ditentukan (misalnya mengirimkan pesan melalui internet atau melalui satelit). Tergantung pada data atau aplikasi yang digunakan, beda fungsi yang dipakai memerlukan propagasi data yang berbeda.

Aplikasi lain dari penggunaan wireless sensor network adalah untuk pengawasan lingkungan (environmental monitoring). Kebanyakan dari penggunaan ini, wireless sensor network memiliki waktu aktif yang pendek. Biasanya digunakan untuk proyek pengamatan gejala-gejala alam.

Beberapa karakteristik yang unik dari wireless sensor network antara lain :
• Power yang terbatas yang dapat disimpan atau diolah
• Kemampuan untuk bertahan pada lingkungan yang ganas
• Kemampuan untuk mengatasi kesalahan node
• Mobilitas dari node
• Topologi jaringan yang dinamis
• Kesalahan komunikasi
• Penyebaran dengan skala besar

Sensor node bias diibaratkan seperti computer kecil, sangat basic pada bagian permukaan tampilan dan komponen-komponen yang ada di dalamnya. Komponen-komponen tersebut biasanya terdiri dari satu unit pemroses dengan computational power yang terbatas dan memori yang terbatas, sensor(termasuk sensor dengan kondisi yang khusus), alat komunikasi(biasanya radio tranciever), sumber tenaga yang kecil, biasanya berbentuk baterei. Kemungkinan yang lain adalah sebuah modul pengolahan energy, dan alat komunikasi cadangan/kedua.

Base station adalah satu atau lebih komponen dari wireless sensor network dengan computational, memori , energy dan sumber komunikasi yang lebih. Base station berperan sebagai gateway/gerbang yang menghubungkan antara sensor node ke pengguna akhir.
  • Sensor satelit
Satelit adalah suatu benda yang mengitari benda lain. Bulan adalah satelit alami bumi. Umumnya, apa yang dimaksudkan dengan satelit adalah sebuah objek ruang angkasa buatan manusia yang beredar mengelilingi bumi
Satelit-satelit tersebut dilengkapi dengan komputer, pemancar radio, kamera, dan sensor-sensor yang lain. Satelit perlu mendinginkan beberapa komponennya dan memanaskan bagian-bagian yang lainnya.

Pesawat ruang angkasa memerlukan tenaga yang lebih besar untuk menjaga sistem penunjang kehidupannya.
Pesawat ruang angkasa yang berada lama di ruang angkasa membangkitkan tenaga dengan energi matahari. Pesawat mendapatkan energi matahari itu dengan  menggunakan struktur seperti sayap besar yang disebut panel surya. Setiap panel tersusun atas banyak sel yang lebih kecil.Sel surya menghasilkan listrik saat terkena cahaya.Sel-sel tersebut dibuat dari bahan yang disebut silikon.

Panel surya hanya bekerja saat menghadap ke matahari,dan satelit dilengkapi dengan sensor yang mencari arah cahaya.Motor menggerakan panel menghadap ke cahaya matahari
Satelit tidak selalu terkena cahaya matahari secara langsung. Dari waktu ke waktu satelit memasuki bayangan bumi.
Saat tidak menerima cahaya, satelit menggunakan baterai. Baterai berfungsi menjaga sistem tetap berjalan hingga panel suryanya kembali berfungsi. Baterai tersebut kemudian diiisi ulang menggunakan listrik dari panel surya


Panel surya terlalu besar untuk dibentangkan pada saat peluncuran, sehingga panel tersebut dilipat pada awal perjalanan. Setelah berada di orbit, panel dibuka dan mulai bekerja. Satelit tersebut tidak akan berguna ketika panel tersebut tidak bekerja dengan benar.
 
Daftar pustaka:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar